Jumat, 05 Oktober 2012

Mikrobiologi "KROMIUM




1.      KARAKTERISTIK
Kromium adalah 21 paling banyak unsur dalam kerak bumi dengan konsentrasi rata-rata 100 ppm. Senyawa Kromium terdapat di dalam lingkungan, karena erosi dari batuan yang mengandung kromium dan dapat didistribusikan oleh letusan gunung berapi. Rentang konsentrasi dalam tanah adalah antara 1 dan 3000 mg / kg, dalam air laut 5-800 μg / liter, dan di sungai dan danau 26 μg / liter dengan 5,2 mg / liter. Hubungan antara Cr (III) dan Cr (VI) sangat tergantung pada pH dan oksidatif sifat lokasi, tetapi dalam banyak kasus, Cr (III) adalah spesies dominan, meskipun di beberapa daerah di tanah air dapat mengandung sampai 39 μg dari total kromium dari 30 μg yang hadir sebagai Cr (VI).
Seperti logam jarang lain yang esensial, krom adalah suatu unsur peralihan dalam tabel berkala. Kemampuan deret unsur-unsur ini untuk membentuk senyawa koordinasi dan kelat adalah suatu sifat kimia penting yang membuat logam-logam esensial tersedia untuk sistem-sistem kehidupan. Krom di dalam makanan terdapat sekurang-kurangnya dalam dua bentuk yaitu sebagai Cr3+ dan di dalam suatu molekul yang aktif secara biologis. Walaupun belum sepenuhnya dicirikan, molekul yang aktif secara biologi itu tampaknya ialah suatu kompleks dinikotinatokrom3+, terkoordinasikan dengan asam-asam amino (mungkin sekali glutation) yang membuat molekul itu stabil (Nasoetion dan Karyadi, 1988).

2.      KEGUNAAN KROMIUM
Kromium dibutuhkan tubuh untuk proses yang mengubah makanan menjadi energi, membantu sel-sel utama insulin untuk mengambil glukosa. Jumlah krom yang tersedia dari makanan untuk keperluan metabolik, sebagian bergantung pada krom total dalam suatu jenis makanan tertentu dan sebagian lagi pada bentuk kimianya. Kadar krom rata-rata yang direkomendasikan untuk konsumsi harian adalah 50-200 mikrogram. Adapun sumber-sumber kromium terbaik adalah daging (terutama hati dan daging organ lain), ragi bir, biji-bijian tak disosoh, kacang-kacangan, keju roti, gandum, sereal, bir dan anggur. Makanan yang bersifat asam memperbesar pelarutan krom dari peralatan masak baja tahan karat, akan tetapi belum dapat dipastikan apakah hal ini ada manfaatnya untuk penambahan sumber krom makanan.

Adapun fungsi utama dari kromium bagi metabolisme tubuh adalah:
·         Kromium terlibat dalam pengeluaran tenaga dari lemak dan karbohidrat.
·         Kromium dipercayai bekerja dengan hormon insulin untuk mengawal tahap gula dalam badan dan membantu dalam menurunkan tahap kolesterol.
Industri refraktori menggunakan khromit untuk membentuk batu bata, karena khromit memiliki titik cair yang tinggi, pemuaian yang relatif rendah dan kestabilan struktur kristal.
Beberapa senyawa kromium digunakan sebagai katalis. Misalnya Phillips katalis untuk produksi polietilen adalah campuran dari kromium dan silikon dioksida atau campuran dari krom dan titanium dan aluminium oksida. Kromium (IV) oksida (CrO 2) merupakan sebuah magnet senyawa
Kromium merupakan logam tahan korosi (tahan karat) dan dapat dipoles menjadi mengkilat. Dengan sifat ini, kromium (krom) banyak digunakan sebagai pelapis pada ornamen-ornamen bangunan, komponen kendaraan, seperti knalpot pada sepeda motor, maupun sebagai pelapis perhiasan seperti emas, emas yang dilapisi oleh kromium ini lebih dikenal dengan sebutan emas putih.
Perpaduan Kromium dengan besi dan nikel menghasilkan baja tahan karat.
Kromium (IV) oksida digunakan untuk pembuatan pita magnetik digunakan dalam performa tinggi dan standar kaset audio.
Asam kromat adalah agen oksidator yang kuat dan merupakan senyawa yang bermanfaat untuk membersihkan gelas laboratorium dari setiap senyawa organik. Hal ini disiapkan dengan melarutkan kalium dikromat dalam asam sulfat pekat, yang kemudian digunakan untuk mencuci aparat. Natrium dikromat kadang-kadang digunakan karena lebih tinggi kelarutan (5 g/100 ml vs 20 g/100 ml masing-masing). Kalium dikromat merupakan zat kimia reagen, digunakan dalam membersihkan gelas laboratorium dan sebagai agen titrating.

3.      EFEK KESEHATAN KROMIUM
Logam krom (Cr) adalah salah satu jenis polutan logam berat yang bersifat toksik, dalam tubuh logam krom biasanya berada dalam keadaan sebagai ion Cr3+. Krom dapat menyebabkan kanker paru-paru, kerusakan hati (liver) dan ginjal. Jika kontak dengan kulit menyebabkan iritasi dan jika tertelan dapat menyebabkan sakit perut dan muntah. Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengurangi kadar pencemar pada perairan biasanya dilakukan melalui kombinasi proses biologi, fisika dan kimia. Pada proses fisika, dilakukan dengan mengalirkan air yang tercemar ke dalam bak penampung yang telah diisi campuran pasir, kerikil serta ijuk. Hal ini lebih ditujukan untuk mengurangi atau menghilangkan kotoran-kotoran kasar dan penyisihan lumpur. Pada proses kimia, dilakukan dengan menambahkan bahan-bahan kimia untuk mengendapkan zat pencemar misalnya persenyawaan karbonat.
Kromium (III) adalah esensial bagi manusia dan kekurangan dapat menyebabkan kondisi jantung, gangguan dari metabolisme dan diabetes. Tapi terlalu banyak penyerapan kromium (III) dapat menyebabkan efek kesehatan juga, misalnya ruam kulit. 
Kromium (VI) adalah bahaya bagi kesehatan manusia, terutama bagi orang-orang yang bekerja di industri baja dan tekstil. Orang yang merokok tembakau juga memiliki kesempatan yang lebih tinggi terpapar kromium.
Kromium (VI) diketahui menyebabkan berbagai efek kesehatan. sebuah senyawa dalam produk kulit, dapat menyebabkan reaksi alergi, seperti ruam kulit. Pada saat bernapas ada krom (VI) dapat menyebabkan iritasi dan hidung mimisan.
Masalah kesehatan lainnya yang disebabkan oleh kromium (VI) adalah: 
Ø  kulit ruam
Ø  sakit perut dan bisul 
Ø  Masalah pernapasan 
Ø  Sistem kekebalan yang lemah 
Ø  Ginjal dan kerusakan hati 
Ø  Perubahan materi genetik 
Ø  Kanker paru-paru 
Ø  Kematian

4.      DAMPAK LINGKUNGAN KROMIUM
Kontaminasi logam berat di lingkungan merupakan masalah besar dunia saat ini. Persoalan spesifik logam berat di lingkungan terutama karena akumulasinya sampai pada rantai makanan dan keberadaannya di alam, serta meningkatnya sejumlah logam berat yang menyebabkan keracunan terhadap tanah, udara dan air meningkat. Proses industri dan urbanisasi memegang peranan penting terhadap peningkatan kontaminasi tersebut. Suatu organisme akan kronis apabila produk yang dikonsumsikan mengandung logam berat.
 Kromium (Cr) merupakan elemen berbahaya di permukaan bumi dan dijumpai dalam kondisi oksida antara Cr(II) sampai Cr(VI), tetapi hanya kromium bervalensi tiga dan enam memiliki kesamaan sifat biologinya. Kromium bervalensi tiga umumnya merupakan bentuk yang umum dijumpai di alam dan dalam material biologis kromium selalu berbentuk tiga valensi, karena kromium enam valensi merupakan salah satu material organik pengoksida tinggi. Kromium tiga valensi memiliki sifat racun yang rendah dibanding dengan enam valensi. Pada bahan makanan dan tumbuhan mobilitas kromium relatif rendah dan diperkirakan konsumsi harian komponen ini pada manusia di bawah 100 µg, kebanyakan berasal dari makanan, sedangkan konsumsinya dari air dan udara dalam level yang rendah.
Sebagian besar kromium di udara pada akhirnya akan menetap dan berakhir di perairan atau tanah. Kromium dalam tanah sangat melekat pada partikel tanah dan sebagai hasilnya tidak akan bergerak menuju tanah. Kromium dalam air akan menyerap pada endapan dan menjadi tak bergerak.Hanya sebagian kecil dari kromium yang berakhir di air pada akhirnya akan larut. 
5.      PENCEMARAN OLEH KROMIUM
Kandungan kromium Cuplikan Air
Hasil analisis kadar Cr dalam air sungai didapatkan hasil pada bagian hulu, tengah dan hilir relatif hampir sama, sebesar meliputi I/1, I/2, I/3, II/1, II/2, II/3, III/1, III/2 dan III/3 mempunyai nilai < 0,01 mg/l (Tabel 1). Hal ini disebabkan banyak faktor antara lain; konsentrasi limbah rumah tangga maupun industri yang mengandung logam Cr konsentrasinya sangat kecil sehingga waktu larut dalam air sungai menjadi diencerkan karena debit air sungai Code relatif masih besar atau waktu pengambilan cuplikan air sungai pada saat industri yang memproduksi limbah Cr tidak membuang limbahnya ke sungai Code. Dengan demikian air sungai Code masih berada di bawah baku mutu kualitas air berdasarkan kandungan Cr sebesar 0,05 ppm (peraturan pemerintah no. 82 tahun 2001).
Walaupun kadar kromium yang terlarut dalam air ini masih sangat kecil, hal ini perlu diperhatikan karena kadar kromium ini dapat terserap baik oleh tanaman misalnya kangkung dan ikan dan dapat terakumulasi sehingga berbahaya apabila kangkung dan ikan ini dikonsumsi oleh manusia terutama kromium valensi 6+ (Cr 6+) yang memiliki daya racun paling tinggi dan nantinya dapat menimbulkan kanker dalam tubuh manusia (Palar, 1994). Selain itu kadar Cr yang rendah pada air nantinya dapat terakumulasi pada tanah yang menggunakan air irigasi dari sungai Code sehingga didapatkan kadar akumulasi kromium yang tinggi pada tanah (hasil analisis tanah) sehingga dapat terserap oleh tanaman yang khususnya dibudidayakan seperti padi, jagung, kedelai dan lain-lain, apabila dikonsumsi oleh masyarakat terutama di sekitar aliran sungai Code dapat berbahaya dan menimbulkan berbagai penyakit.
Sumber pencemaran kromium yang ada di lapangan meliputi; industri cat, industri tekstil, industri penyamakan kulit dan industri pelapisan logam sebagian besar berada di daerah aliran sungai Code bagian tengahkarena sangat berdekatan dengan pusat kota sehingga secara ekonomi lebih banyak industri maupun pemukiman yang sangat padat. Oleh karena ini perlu dilakukan pengawasan terutama untuk limbah hasil buangan industriindustri tersebut sehingga pencemaran logam kromium dapat dihindarkan. (Sesuai dengan keputusan Gubernur DIY tahun 1998 Tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan Industri di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta).


1 komentar:

  1. ingin bertanya, dalam air laut, kromium berkepekatan tinggi atau rendah yang menyababkan pencemaran air?

    BalasHapus